There are no items in your cart
Add More
Add More
Item Details | Price |
---|
Ditulis oleh UNPARPlus pada Wed Mar 2, 2022
Kehadiran pandemi Covid-19 memberi dampak besar pada perekonomian dunia.Meski demikian, roda perekonomian yang sempat berhenti di masa awal pandemi kini perlahan mulai berputar kembali. Tayang ulang dari kompas.com.
Untuk tetap bertahan selama pandemi Covid-19, banyak pengusaha yang mulai memanfaatkan teknologi digital. Memasarkan produk melalui platform digital menjadi cara tepat untuk tetap mendapatkan keuntungan.
Namun, transformasi digital yang dilakukan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak pengusaha yang salah langkah karena tidak memiliki pemahaman yang dalam mengenai digital marketing.
Akademisi Universitas Parahyangan (UNPAR) sekaligus Direktur Pemasaran UNPAR+ (UNPAR Plus) Dianta Hasri memaparkan lima kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemasar digital atau pemilik bisnis yang baru terjun ke dunia digital.
1. Salah Pengertian
Banyak orang berpikir bahwa posting produk di media sosial, seperti Instagram, merupakan pemasaran digital. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun, jika pengikut media sosial akun tersebut masih sedikit, jangkauan komunikasi masih terbatas. Dengan demikian, diperlukan iklan berbayar untuk menjangkau konsumen lebih luas lagi.
2. Tidak Memiliki Perencanaan Media
Jangan berharap bisa mencapai target dalam sebuah kampanye iklan tanpa memiliki perencanaan sebelumnya. Adapun perencanaan tersebut meliputi kampanye iklan yang dilakukan, jenis konten, sasaran audiens, media yang digunakan, waktu penerbitan iklan, dan indikator yang diperlukan untuk melihat efektifitas iklan yang digunakan. biaya yang digunakan untuk beriklan juga termasuk dalam perencanaan.
Salah satu pendekatan perencanaan pemasaran digital yang mudah dilakukan tetapi powerful adalah Diamond Model (Dianta Hasri, 2021).
Jadi, buatlah sebuah perencanaan yang sederhana, tetapi mencakup aspek-aspek yang sudah disebutkan. Hal tersebut bertujuan agar Anda dapat maksimal dalam menggunakan bujet iklan.
3. Berekspektasi Instan
Banyak pemasar pemula berekspektasi tinggi terhadap setiap iklan digital yang baru dilakukan. Biasanya, mereka berharap langsung mendapatkan penjualan yang meningkat drastis, konsumen bertambah, atau terjadi re-purchasing dengan intensitas tinggi.
Mengharapkan hal tersebut memang tidak ada salahnya. Namun, yang perlu diingat, konsep dari beriklan adalah berkomunikasi untuk memengaruhi. Supaya konsumen terpengaruh dan akhirnya membeli produk, dibutuhkan waktu dan tahapan-tahapan. Pasalnya, konsumen digital sudah jeli melihat dan membandingkan satu produk dengan produk lain.
Oleh karena itu, Dianta menyarankan pemasar pemula menggunakan konsep funnel marketing atau pendekatan awareness, interest, desire, action (AIDA) dalam meningkatkan efektivitas iklan.
4. Bergantung pada media sosial
Dengan perencanaan dan pengetahuan yang sedikit terkait pemasaran digital, biasanya pemasar hanya bergantung pada iklan di media sosial, seperti Instagram dan Facebook.
Padahal, saat ini tersedia berbagai jenis media digital yang bisa dimanfaatkan, seperti email marketing, location based messaging, dan bekerja sama dengan influencer. Anda pun dapat mengenali dan memilih media digital yang tepat untuk melengkapi strategi digital produk yang dipasarkan.
5. Tidak melakukan testing
Para pemasar dapat mencoba melemparkan dua buah iklan atau lebih dengan pesan yang sama tetapi konten atau desain yang digunakan berbeda. Hal ini bertujuan untuk melihat iklan mana yang menghasilkan lebih banyak reach, engagement, atau konversi. Setelah menemukan konsep iklan yang pas dan paling efektif, barulah pemasar menggunakan materi tersebut untuk di-boosting lebih luas lagi.
Selain lima kesalahan tersebut, masih banyak hal yang perlu dipelajari oleh pengusaha mengenai pemasaran digital. Maka dari itu, Anda dapat mempelajarinya langsung secara online di UNPAR+ (UNPAR Plus).